"Jejak Sejarah Museum Fatahillah: Pusat Kebudayaan dan Warisan Kota Tua Jakarta"
"Jejak Sejarah yang abadi: Museum Fatahillah Merayakan Warisan Budaya Indonesia"
Sejarah Museum Fatahillah ini berawal pada tahun 1626, di mana Gubernur Hindia Belanda Jan Pieterszoon coen kala itu, memerintahkan untuk membangun sebuah gedung.
Gedung ini pertama kali diresmikan oleh Gubernur Jenderal Abraham van Riebeeck dan dijadikan sebagai pusat pemerintahan perusahaan Hindia Timur (Vereenigde Oost Indische Compagnie voc) di Batavia.
Dari segi bangunan sendiri, museum ini memiliki arsitektur bangunan unik bergaya Neoklasik yang menyerupai Istana yang ada di Amsterdam, Museum Fatahillah dibangun dengan jumlah lantai sebanyak tiga lantai.
Ciri khas yang ada di gedung ini yaitu warna cat yang digunakan pada tembok bangunan berwarna kuning tanah,serta kusen pintu dan jendela dari kayu jati berwarna hijau tua.
Koleksi Museum
Koleksi-koleksi yang bisa ditemui di Museum Sejarah Jakarta ini mengenai kronologi Jakarta, beberapa replika peninggalan Kerajaan Tarumanegara dan kerajaan padjajaran, hasil aktivitas penggalian arkeologi di Jakarta dan beberapa perabotan antik era penjajahan Belanda mulai dari abad ke-17 himgga 19.
Berbagai macam barang seperti mebel,lukisan,keramik,dan batu-batu zaman dahulu terkait dengan Jakarta yang ada di Museum Sejarah Jakarta. Selain itu, terdapat berbagai macam senjata berupa pedang pada masa kolonial Belanda.
Namun, hal yang paling ikonis dalam museum tersebut adalah penjara bawah tanah,penjara tersebut dahulu digunakan untuk para tahanan serta tokoh masyarakat yang melawan penjajahan Belanda.
Penjara ini sangat kecil, gelap dan memiliki atap yang pendek hingga tahanan tidak bisa berdiri berdasarkan seorang pemandu museum, penjara bawah tanah ini pernah menahan pangeran diponegoro Cut Nyak Dien.
Agar museum ini menarik bagi para pengunjung, tata letak koleksi-koleksinya diurutkan berdasarkan urutan waktu sejarah Jakarta serta Jakarta sebagai pusat pertemuan budaya dari berbagai kelompok suku bangsa baik orang Indonesia asli maupun luar Indonesia.
Pameran koleksi di museum ini juga didukung secara grafis dengan menggunakan foto, sketsa, gambar, peta dan label deskripsi supaya lebih mudah dipahami.
Selain benda bersejarah yang berhubungan dengan Jakarta, museum ini juga memiliki Patung Dewa Hermes yang merupakan dewa dari mitologi Yunani. Dewa Hermes merupakan dewa yang melambangkan keberuntungan dan perlindungan bagi kaum pedagang. Dewa Hermes terletak di perempatan harmoni sedikitnya ada 23.500 koleksi barang baik dalam bentuk benda asli maupun replika yang bisa dilihat disana.
Harga Tiket
Bila ingin mengunjungi Museum Sejarah Jakarta, anda hanya perlu mengeluarkan Rp5.000 untuk orang dewasa, Rp3.000 untuk mahasiswa, dan Rp2.000 bagi anak-anak melalui pembayaran Jaklinko.
Pihak pengelola museum juga menjual kartu Jaklinko dengan harga Rp35.000 di pintu masuk museum, bila anda tidak memiliki kartu tersebut.
Museum ini beroperasi mulai Selasa hingga Minggu dari pukul 09.00 sampai 15.00 WIB sedangkan pada Senin dan hari libur nasional, museum tidak beroperasi atau tutup.
Text : Siti Syahida Salbila
Kilas balik Jakarta
